Rabu, 05 September 2012

keluargaku kesederhanaanku

Tanggal 21 Mei 1993 saya lahir di dunia ini oleh kedua orangtua saya yaitu Bapak S.Situmeang dengan Ibu R.Lumbantobing kami sepuluh bersaudara kak Lis ,kak Rosta, bang Harto, bang Tahi, bang Udut, bang Obet, bang Yusuf,  bang Peri, bang Ripan dan saya adalah anak paling bungsu . Disaat saya menginjak umur kurang lebih satu tahun bapak saya meninggalkan kami untuk selamanya saat itu saya belum tahu apa-apa . Setelah bapak saya telah tiada ibu beserta kakak dan abang saya saling bekerja sama agar kami semua tetap dapat melanjutkan pendidikan kami masing-masing disaat itu ibu saya bekerja berdagang di pasar dan dibantu oleh kakak saya yaitu kak Rosta dengan keadaan yang memaksa dan kebutuhan yang selalu meningkat membuat kakak saya kak Rosta memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar dan kakak saya hanya fokus untuk bekerja yaitu berdagang di pasar agar kami semua tetap dapat untuk bersekolah. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun terus kami lalui bersama. Ibu saya yang sangat baik tidak pernah menelantarkan kami ia bertanggung jawab sebagai seorang ibu terhadap kami . Ibu sekaligus bapak bagi kami yang menafkahi kami dan mendidik kami sekalipun cobaan datang menghadang tetapi kami selalu diajarkan agar kami selalu percaya pada Tuhan Yesus Kristus. Walaupun kami dihina dan diremehkan orang-oarang kami tetap percaya bahwa suatu saat nanti hinaan dan remehan itu akan sirna. Ibu saya yang saya sangat banggakan dan menjadi inspirasi sejati dalam hidup saya. Di masa pertumbuhan saya abang saya , bang Harto selalu mengajarkan hal-hal yang baik kepada saya pada saat itu abang sayalah yang menjadi kepala keluarga bagi keluarga kami karena beliau adalah anak pertama didalam keluarga kami. Abang saya itu orangnya sangat baik ia selalu mengajarkan kepada saya supaya tidak membenci orang-orang yang telah menghina dan meremehkan keluarga kami karena dibalik itu semua ada Tuhan Yesus yang selalu menopang kami. Menginjak umur enam tahun saya memulai pendidikan di Sekolah Dasar tidak lama kemudian abang saya bang Harto jatuh sakit tidak berapa lama dirawat di rumah sakit abang saya meninggal dunia, kami kembali mengalami duka yang sangat menyakitkan terutama bagi saya pada momen itu saya sangat "down" dan tidak dapat menghadapi kenyataan saya tidak mau sekolah bahwa pada saat itu saya berpikir Tuhan Yesus tidak menyayangi saya karena orang-orang yang saya sangat sayangi telah tiada di dunia ini , saya tidak mengenal bapak saya , setelah ada pribadi yang menggantikan bapak saya yaitu abang saya yang sosok panutan bagi kehidupan saya dan dipanggil Tuhan secepat itu. Duka itu perlahan-lahan saya dan keluarga lalui dan saya tidak bisa menerima keadaan yang telah terjadi. Hanya dengan kesederhanaan yang kami miliki untuk menghadapi jalan hidup ini, banyak rintangan yang kami lalui bersama dan dengan kebersamaan kami sekeluarga bersukacita didalam Tuhan Yesus Kristus . Dengan keteguhan hati kami percaya bahwa diakhir cerita nanti akan menjadi sukacita bagi kami, saya hanya berserah dan berharap padamu Tuhan Yesus.